Dinas Sosial Gagal : Gembel dan Pengemis Terlantar di Negeri Sendiri!

Tembilahan, 4 Agustus 2025 – Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (BEM FEB) Universitas Islam Indragiri (UNISI), Muftahul Khair T, melontarkan kritik tajam terhadap Dinas Sosial Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) atas kian memprihatinkannya kondisi gelandangan dan pengemis (gepeng) di Kota Tembilahan. Ia menyebut Dinsos telah gagal total menjalankan tanggung jawab sosialnya.

“Kami dari BEM FEB UNISI menyatakan dengan tegas: Dinas Sosial Inhil gagal menangani persoalan gepeng. Di tengah geliat pembangunan dan anggaran sosial yang besar, nyatanya masih banyak masyarakat yang terlantar dan hidup tanpa perlindungan,” ungkap Muftahul.

Menurutnya, kegagalan ini bukan hanya soal keterbatasan anggaran, tetapi mencerminkan minimnya komitmen dan kepedulian nyata dari pihak berwenang. Banyak program sosial hanya berakhir sebagai formalitas tanpa dampak nyata di lapangan.

“Apa gunanya program sosial jika tidak menyentuh akar masalah? Dinsos hari ini seperti memilih tutup mata terhadap realita yang begitu nyata di jalanan,” tambahnya.

Tiga Tuntutan Konkret Mahasiswa:

  1. Evaluasi menyeluruh terhadap kinerja Dinsos Inhil, baik dari sisi program maupun penggunaan anggaran.
  2. Peluncuran program terstruktur dan berkelanjutan untuk penanganan gelandangan dan pengemis.
  3. Pelibatan elemen masyarakat dan mahasiswa dalam perencanaan dan pelaksanaan kebijakan sosial.

Mahasiswa menilai bahwa hingga kini belum ada pendekatan jangka panjang yang sungguh-sungguh diterapkan. Penanganan hanya bersifat insidental, seperti razia musiman yang tidak menyelesaikan akar persoalan.

Muftahul juga menegaskan bahwa pembiaran terhadap kondisi ini adalah bentuk kegagalan sistemik, dan mahasiswa tidak akan diam melihat ketidakadilan terus berlangsung.

“Kami menuntut tindakan, bukan lagi alasan. Kami menolak pembiaran menjadi budaya. Bila hari ini Dinsos tidak bergerak, maka sejarah akan mencatat bahwa mereka turut membiarkan ketimpangan dan penderitaan tumbuh di negeri sendiri,” tegasnya.

Seruan Mahasiswa untuk Perubahan Sosial

Rilis ini diakhiri dengan seruan moral bahwa kemanusiaan tidak boleh dikalahkan oleh kelalaian birokrasi. Mahasiswa UNISI menyatakan siap untuk turun langsung menjadi bagian dari solusi—bukan hanya sebagai pengkritik, tetapi juga mitra strategis dalam mewujudkan keadilan sosial.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup