Runtuhnya Humanisme dan Intelektual Karena Persaingan Organisasi Kampus
Kami menyampaikan keprihatinan mendalam atas kejadian pengeroyokan terhadap kader HMI di kawasan kampus Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin (UIN STS Jambi). Insiden ini tidak hanya menodai citra akademik dan intelektualitas, tetapi juga menjadi cerminan kian mengkhawatirkan perlindungan kebebasan berpendapat dan keamanan aktivis mahasiswa di dalam kampus.
HMI Badko Sumbagsel menilai insiden ini sebagai ujian serius terhadap sistem hukum nasional, terutama bagaimana aparat penegak hukum merespon pelanggaran di lingkungan pendidikan. Kami mendesak agar penegakan hukum dilakukan secara cepat, tegas, dan adil tanpa diskriminasi serta sesuai dengan ketentuan KUHP, khususnya Pasal 351 (penganiayaan) dan Pasal 170 (pengeroyokan) yang telah ditegaskan oleh rekan sejawat di Badko HMI Jambi .
Kampus, sebagai lembaga pendidikan tinggi, memiliki tanggung jawab moral untuk menciptakan ruang yang aman, inklusif, dan kondusif bagi seluruh civitas akademika. HMI Badko Sumbagsel mendesak pihak kampus UIN STS Jambi untuk:
1. Menyelidiki insiden ini secara independen;
2. Mengambil langkah preventif untuk mencegah kekerasan di masa datang;
3. Menyediakan dukungan pemulihan (rehabilitasi fisik dan psikologis) bagi korban.
4. Komitmen Pengawalan dari Badko HMI Sumbagsel
Tommy Perdana Putra Selaku Ketua Umum Badko HmI Sumbagsel menegaskan komitmen penuh untuk mendampingi, mengawal, dan memastikan kasus ini tidak berakhir tuntas tanpa keadilan. Apabila penegakan hukum terbukti lemah atau tidak transparan, Badko HMI Sumbagsel siap memobilisasi solidaritas mahasiswa di wilayah Sumatera Bagian Selatan demi menjaga integritas akademik dan hukum.
“Saya sangat menyesalkan peristiwa pengeroyokan ini. Aksi kekerasan seperti ini tidak pantas terjadi di kampus tempat seharusnya dilembagakan kebebasan berpendapat, intelektualitas, dan keadilan. Kami mendesak agar aparat hukum bertindak cepat dan adil,” ujar Tommy Perdana.
Peristiwa pengeroyokan ini mengecewakan dan memalukan, terutama karena terjadi dalam lingkungan kampus Islam yang seharusnya menjunjung nilai-nilai humanisme dan pendidikan. Badko HmI Sumbagsel menyeru agar persaingan antarorganisasi mahasiswa dilakukan secara sehat, beradab, dan menjunjung tinggi martabat intelektual.