Oknum TNI Diduga Dalang Aksi Blokade Truk Batubara di Way Kanan, Publik Pertanyakan Motif
otentikindonesia.com, Way Kanan – Warga Kampung Ramsai, Kecamatan Way Tuba, Kabupaten Way Kanan, melakukan aksi menghadang sejumlah truk batubara pada Senin (29/9/2025). Aksi yang membuat kemacetan panjang itu diduga melibatkan oknum militer, sehingga isu oknum TNI dalang aksi blokade truk batubara di Way Kanan semakin santer dibicarakan. Dugaan ini menimbulkan keresahan karena kehadiran aparat berseragam dalam dinamika warga dinilai tidak wajar.
Situasi di jalan lintas kawasan Way Kanan tersebut menunjukkan bahwa kehadiran massa tidak sepenuhnya spontan. Indikasi keterlibatan pihak luar, terutama unsur bersenjata, semakin menguat ketika sejumlah saksi menyebutkan adanya dukungan dari oknum TNI. Publik pun menyoroti betapa aksi blokade yang mengganggu aktivitas transportasi bisa saja merupakan skenario yang sudah diatur.
Dugaan peran oknum TNI dalam penghadangan itu semakin diperkuat dengan laporan pertemuan warga yang dihadiri beberapa perwira aktif. Nama-nama seperti Kapt. A, Lettu V, dan seorang perwira lain yang belum diungkap disebut ikut dalam forum pembahasan. Kehadiran perwira aktif di ruang diskusi warga memunculkan tanda tanya besar, apakah blokade jalan tersebut mendapat restu atau bahkan diarahkan oleh oknum berseragam loreng.
Kepala Kampung Ramsai, Hendri, ketika dimintai keterangan justru mengaku tidak mengetahui detail aksi warganya. Ia berdalih sedang sakit, sehingga tidak terlibat langsung dalam pengambilan keputusan. Pernyataan tersebut membuat publik semakin curiga bahwa ada pihak lain yang lebih dominan mengatur jalannya aksi blokade truk batubara.
Aksi penghadangan truk bermuatan batubara itu tidak hanya menghambat transportasi, tetapi juga menimbulkan keresahan luas. Para sopir truk terpaksa memutar arah setelah berjam-jam terjebak macet. Warga di sekitar jalan pun merasa terganggu karena aktivitas sehari-hari tersendat akibat aksi yang dianggap bukan sekadar protes spontan.
Sampai saat ini, pihak TNI maupun aparat keamanan belum mengeluarkan klarifikasi resmi terkait dugaan keterlibatan anggotanya. Ketidakjelasan sikap dari institusi negara itu justru memperkuat spekulasi publik bahwa ada pembiaran terhadap aksi penghadangan. Publik menilai, tanpa pernyataan resmi, wajar bila anggapan oknum TNI dalang aksi blokade truk batubara semakin menguat di masyarakat.
Pengamat keamanan menyebut bahwa kehadiran aparat dalam forum sipil seharusnya mengikuti aturan yang ketat. Ketika seorang perwira aktif justru hadir dalam rapat warga yang membahas aksi massa, hal itu dapat menimbulkan kesan adanya campur tangan militer dalam ranah sipil. Situasi ini bukan hanya berpotensi mencederai netralitas aparat, tetapi juga merusak kepercayaan publik pada institusi.
Isu dugaan peran oknum TNI dalam blokade batubara di Way Kanan kini menjadi sorotan luas di ruang publik. Diskusi berkembang tidak hanya soal alasan aksi warga, tetapi juga tentang kemungkinan adanya intervensi dari pihak yang seharusnya menjaga ketertiban. Publik menunggu kejelasan dari pihak berwenang untuk menjawab tanda tanya besar mengenai dugaan keterlibatan oknum TNI di balik peristiwa tersebut.